Sabtu, 29 Desember 2012

We Cry (Kita Menangis) Oleh: The Script


We Cry
By The Script

Together we cry
Together we cry

Jenny was a poor girl, living in a rich world
Named her baby hope when she was just 14
She was hoping for a better world for this little girl
But the apple doesn't fall too far from the tree
When she gets that call, Hope's too far gone
Her baby's on the way, with nothing left inside
Together We Cry

What about the John Play, could have gone the whole way
Lighting up the stage trying to get a deal
Now he's lighting up the wrong way, something for the pain
Man you want to see this kid he was so unreal
When he gets that call, he's too far gone
Can't get it together to sing one song
And they won't hear tonight the words of a lullaby

Together We Cry [X4]

Mary's ambition, she wants to be a politician
She's been dreaming about it since she was a girl
She thought, that she'd be the one who could change the world
Always trying to pave the way for women in a man's world
But life happened, house, kids, two cars, husband hits the jar,
Checks that don't go very far now
Now she didn’t  making changes, she keeps her mind on her wages
The only rattling cages are her own

Together We Cry [X4]

There's so much sad going to flood the ocean
We're all in tears for a world that's broken

Together We Cry

There comes a time when every bird has to fly
At some point every rose has to die
It's hard to let your children go, leave home, where they go, who knows?
Getting drunk, getting stoned all alone
Teach a man to fish, feed a man for life
Show your kids the truth, and hope they never lie
Instead of reading in a letter that they've gone to something better
Bet you're sorry now, I won't be coming home tonight

I'm sick of looking for those heroes in the sky
To teach us how to fly
Together we cry, we cry, we cry

Together We Cry
Together We Cry

there's so much sad going to flood the ocean
With all the tears from a world that's broken

Together We Cry [4x]


Kita Menangis
Oleh The Script

Bersama kita menangis
Bersama kita menangis

Jenny adalah seorang gadis miskin, hidup di dunia yang kaya
Memberikan nama bayinya “harapan” ketika dia hanya 14
Dia berharap untuk dunia yang lebih baik bagi gadis kecil ini
Namun apel tidak jatuh terlalu jauh dari pohonnya
Ketika dia mendapat “panggilan” itu, Harapan terlalu jauh pergi
Bayinya sedang dalam “perjalanan”(meinggal), dengan yang ada tersisa di dalam
Bersama Kita Menangis

Bagaimana dengan John Play, dia bisa berhasil di masa depan
Menerangi panggung mencoba untuk mendapatkan pekerjaan
Sekarang dia menerangi dengan cara yang salah, sesuatu untuk “rasa sakit”(Narkoba)
Anda pasti ingin melihat anak ini ia,begitu nyata
Ketika ia mendapat panggilan “itu”(meninggal), dia terlalu jauh pergi
Tidak bisa mendapatkannya bersama-sama untuk menyanyikan satu lagu
Dan mereka tidak akan mendengar malam ini kata-kata ninabobo

Bersama Kita Menangis [X4]

Ambisi Maria, dia ingin menjadi politikus
Dia telah bermimpi tentang hal itu sejak ia seorang gadis
Dia berpikir, bahwa dia akan menjadi orang yang bisa mengubah dunia
Selalu berusaha untuk membuka jalan bagi wanita di dunia pria
Tapi hidup terjadi, rumah, anak-anak, dua mobil, suami memukulinya,
Upah yang tidak terlalu naik, terlalu jauh
Sekarang dia tidak membuat perubahan, dia terus memikirkan upah nya
Kandang berderak hanya sendiri

Bersama Kita Menangis [X4]

Ada begitu banyak sedih akan membanjiri laut
Kita semua menangis untuk dunia yang rusak

Bersama Kita Menangis

Ada saatnya setiap burung harus terbang
Pada beberapa titik setiap mawar harus mati
Sulit untuk membiarkan anak-anak Anda pergi, meninggalkan rumah, di mana mereka pergi, siapa yang tahu?
Mabuk, mendapatkan dirajam sendirian
mengajarkan pria untuk memancing, memberi makan seorang pria untuk hidup
Tampilkan anak-anak Anda kebenaran, dan berharap mereka tidak pernah berbohong
Daripada membaca surat yang isinya mereka telah pergi ke sesuatu yang lebih baik
Taruhan Anda menyesal sekarang, aku tidak akan pulang malam ini

Aku muak mencari para pahlawan di langit
Untuk mengajarkan kita bagaimana untuk terbang
Bersama kita menangis, kita menangis, kita menangis

Bersama Kita Menangis
Bersama Kita Menangis

ada begitu banyak sedih akan membanjiri laut
Dengan semua air mata dari dunia yang rusak

Bersama Kita Menangis [4x]

Butir Kegelisahan


Tak bisa kupungkiri memang, beberapa hari ini aku terus mencoba menentramkan jiwa, menyelimuti kalbu yang mulai tertoreh. Menutupi kegelisahan yang aku sendiri tak memahaminya. Aku melangkah setapak, namun kalut itu masih ada. Kembali ku gelengkan kepala, berharap bayangan yang tak berwujud itu segera hilang meninggalkan diriku. Aku menjerit pelan " Pergilah, aku mohon..." . Terasa ruang ini begitu sempit. Padahal sebelumnya aku sangat mencintai ruang ini, disinilah tempatku menghilangkan jenuh hari-hariku, melepaskan gerutuan yang kudapat dijalanan. Kini, ia tak berarti apa-apa. Seolah ada tempat lain yang lebih nyaman bagiku, dan aku bisa tenang disana. Yup, jelas tempat itu memang ada, Firdaus Nya. Lantas, apa saat ini detik penantian itu sudah dekat? Rabb, hatiku memang gelisah, tapi aku tidak ingin mengahdapMu dalam kondisi seperti ini.

Jiwaku benar-benar carut marut. Aku duduk diatas kursi kesayanganku. Dimana aku melayang kedunia maya, disana aku terbang kemanapun yang aku inginkan, dan disana pula tempatku menoreh banyak cerita, menyampaikan pesan hati lewat tulisan untuk orang banyak. Kugoyangkan penaku perlahan. Tercoret tanpa arah. Tanpa makna. Namun, bagiku coretan itu begitu menyimpan makna. Sebegitukah keadaan hatiku saat ini? Fuih,,,aku tak menemukan ide untuk berpesta pora dengan kata-kata indah yang biasa ku tulis. Kemudian aku bangkit, berjalan kesana kemari. Seandainya sahabatku Rahmi ada disini seperti biasa menemani hari-hariku, pasti ia bingung dan linglung melihatku seperti ini. Tapi keberadaannya pasti bisa sedikit membantuku mengemban kegelisahan ini. Hari ini ia tiada, ia sedang birrul walidain mengunjungi orang tua tercinta di kampung halaman, dan aku tidak berhak melarangnya.

Kuhentikan langkah. Kumelihat kesekeliling. Ah, kenapa aku tidak mengaji saja. Akhirnya aku tersenyum indah, aku tahu apa yang akan aku lakukan saat ini. Segera aku beranjak ke kamar mandi ingin berwudhu, berusaha menentramkan kegalauan hati. Rabb, kesejukan ini sungguh bermakna. Pujian ku hantur syahdu untuk Nya. Kuraih Mushaf Merah marunku, yang selalu bisa membuat bibirku basah indah dengan menghayati tiap katanya. Kumulai dengan kalimat ta'awudz dan basmalah untuk memasuki dunia kalam Nya. Tetesan embun memenuhi ruang jiwaku, menyejukkan jiwaku yang sedang meronta galau. Terasa begitu indah. Air mataku mulai jatuh, bening itu jatuh begitu saja, tanpa paksaan, tanpa rekayasa. Semakin ku memperpanjang bacaan, semakin deras ia bercucuran, menandakan sebegitu beratnya beban hatiku saat ini. Allah aku begitu merindukanMu. Sungguh!!!

Bingung. Lagi-lagi aku seperti ini. Aku merasa dunia saat ini sungguh tidak bersahabat. Bagiku dunia tidak lagi ramah. Walaupun aku tak tahu kapan ia pernah ramah. Aku bosan, bosan melihat prioritas manusia yang selalu hanya memikirkan dunia. Walau aku tidak mungkin juga lari dari dunia. Walau aku masih saja larut dalam aktifitas manusiawi yang tak bermakna. Itulah sebabnya aku merasa bosan. Dunia. Wajah aneh penuh rasa. Ada kebahagiaan, kekejaman, kesadisan dan banyak lainnya yang tak bisa kusebutkan, lebih tepatnya tak ingin kusebutkan. Dunia. Ladang fatamorgana yang manusia tak bisa lari darinya. Memang, tak mungkin terhindar darinya. Sebab kasat mata yang terlihat hanya dunia saja. Ladang akhirat akan hadir setelah adanya perenungan.

Aku sepi. Aku tak mengerti apa aku benar-benar lelah menghadapi dunia ini. Aku kembali merenungi niat yang aku miliki. Apa ia begitu suci? Apa ia sudah lurus? Apa ia sudah layak untuk memperoleh janji FirdausNya? Atau apa ia hanya nafsu dunia saja? Hanya tuntutan yang belum mengenal arah. Entahlah...

" Dunia memang indah, lebih indah dari hayalan seorang putri raja  dikala menanti sang pangeran. Ia kebahagiaan dan kesenangan. Sahabatku Rini, dunia itu hanya tipuan, keindahannya hanya sementara, ia tak menjanjikan apapun, walau kita sudah memperoleh kebahagiaan dari padanya, namun belum pasti bisa kita bawa hingga ke akhirat. Rin,,, sungguh aku begitu mencintai mu karena Allah, aku tahu kau seperti ini bukan karena ketidakpercayaanmu pada janji Allah, bahkan kau lebih tau tentang itu dari pada aku, kau sahabat yang luar biasa Rin, jangan kau biarkan dirimu kalut dalam kegalauan seperti ini. Jika memang kau lelah, berbuatlah satu hal yang bagimu itu lebih baik kau kerjakan saat ini sebab kau takut akan meninggalkan semuanya. Sahabatku,,,Aku tahu siapa dirimu, ambillah ia, dan kerjakanlah ia, jika itu adalah ahsanul amal bagimu. Jangan pedulikan bisikan-bisikan itu, itu hanya akan membuatmu ragu untuk melangkah. Sobat, aku percaya kau tidak akan salah pilih. Karena aku tahu berapa besarnya rasa cinta dalam hatimu untuk Sang Rabb. Rin, aku akan kembali dalam minggu ini, aku harap kau sabar menunggunya. Aku rindu mendengar celotehanmu, suara tawamu, dan pujianmu itu. Ahibbak fillah....."

Aku menangis tersedu. Allah, terima kasih Kau telah memberiku seorang sahabat yang begitu mengerti aku. Aku begitu mencintainya Rabb. Dia yang selalu membantuku menghapus butir kegelisahan hati, dan menguatkan kasihku pada Mu. Pesan itu begitu panjang, ia sahabatku rela mengirimkan pesan panjang itu lewat SMS yang pasti banyak menghabiskan layar. Namun, itu sangat bermakna bagiku. Hatiku yakin kini. Mantap pada keputusan yang akan aku lakukan untuk menghapus semua goyah kalbu ini. Aku khawatir, jika aku tak melakukannya, aku akan lebih parah dari ini.

Bismillah,,Rabb terimalah niat lurus ku ini. Tak ada lain yang kuinginkan selain ridha Mu saja. Sungguh hanya itu Allah.

Sujud takzim ku persembahkan untuk Nya. Kali ini aku merasa sujud ini begitu berkesan. Wahai dunia dengan segala perangkatmu, aku ingin sejenak melupakanmu, meninggalkan harapan dan bayangan serta nafsu yang selama ini melekat di dinding jiwaku. Tak ada janji apapun yang mengikatku, selain hanya janji dari Nya saja.

Kuhapus air mata ini. Kuharap tetesan ini menghapus khilaf yang aku lalui. Kini, hatiku mantap sudah, melangkah maju ke Darul Hufadz, tanah impianku selama ini. Moga saja Aku bisa menghilangkan Hubbud dunya yang ada dalam jasadku selama ini. Allah, aku datang untuk memelihara kalam Mu, seperti yang pernah dilakukan oleh para sahabat dulu. Faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alalllah. Bismillah.