Sabtu, 13 Oktober 2012

Wujud Kebudayaan (Minang)


Budaya Minangkabau adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang di seluruh kawasan berikut daerah perantauan Minangkabau. Budaya ini merupakan salah satu dari dua kebudayaan besar di Nusantara yang sangat menonjol dan berpengaruh. Budaya ini memiliki sifat egaliter, demokratis, dan sintetik, yang menjadi anti-tesis bagi kebudayaan besar lainnya, yakni budaya jawa yang bersifat feodal dan sinkretik.
Berbeda dengan kebanyakan budaya yang berkembang di dunia, budaya Minangkabau menganut sistem matrilineal baik dalam hal pernikahan, persukuan, warisan, dan sebagainya.
Orang Minang memiliki adat budaya yang unik. Misalnya di dalam kepemimpinan,mereka memilih 1 orang pemimpin suku mereka yang diberi gelar "DATUK". Seorang Datuk harus bisa memimpin sukunya. Biasanya mereka mengadakan lomba berbalas pantun dan sang datuk harus bisa membalas pantun tersebut dengan lancar. Saya sendiri merupakan keturunan minang asli. Juga ada adat kalau harta orang minang itu jatuh ke tangan anak perempuan saja. 
Dibidang seni, orang minang sangat terkenal dengan masakan dan cita rasa khas negri nya. Bahan utamanya adalah cabai,santan dan rempah - rempah. Dari bahan tersebut mereka bisa membuat makanan yang memiliki cita rasa yang luar biasa nikmatnya. Semua orang pasti tahu gulai ikan,gulai ayam,rendang,dendeng balado. Iut merupakan masakan khas mereka yang tiada duanya. Ruamah makan padang sendiri sudah banyak tersebar di seluruh dunia. Rendang salah satu masakan khas Minangkabau, telah dinobatkan sebagai masakan terlezat di dunia. 
Masyarakat Minang memiliki upacara "Tabuik",Tabuik adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Festival ini termasuk menampilkan kembaliPertempuran Karbala, dan memainkan drum tassa dan dhol. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut. Walaupun awal mulanya merupakan upacara Syi'ah, akan tetapi penduduk terbanyak di Pariaman dan daerah lain yang melakukan upacara serupa, kebanyakan penganut Sunni. Di Bengkulu dikenal pula dengan nama Tabot.
Upacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun di Pariaman pada 10 Muharram sejak 1831. Upacara ini diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Tamil Muslim Syi'ah dari India, yang ditempatkan di sini dan kemudian bermukim pada masa kekuasaan Inggris di Sumatera bagian barat.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar